Kamis, 25 September 2014

Untuk Aktifis Dakwah, Untukmu, Dan Untukku: Amal Lengkapi Lisan

Untuk Aktifis Dakwah, Untukmu, Dan Untukku: Amal Lengkapi Lisan


Apa yang ada dalam benak Anda bila Anda melihat sebuah tempat yang bersih, orang yang menawan, atau kemudian tutur kata yang baik yang lisannya mulia, maka Anda kemudian akan mendengarkan kata-katanya ketika Ia berkata, dan menerima apa yang Ia sampaikan.

Benar. Kebanyakan manusia bukan melihat apa yang disampikan, tapi kebanyakan manusia melihat siapa yang menyampaikan. Maka salah satu yang terpenting dalam dakwah adalah siapa yang menyampaikan dan apa yang kemudian Ia sampaikan. Tapi seringkali orang melihat apa yang disampaikan tidak terlalu penting dari siapa yang menyampaikan. Dalam salah satu riwayat, Rasulullah SAW tercatat pernah mengislamkan seseorang hanya dalam waktu 2 menit pertemuan, hanya salaman kemudian bersapa singkat dan orang inipun mau untuk masuk islam. Menjadi pertanyaan bagi kita, berapa lama kemudia kita berdakwah untuk membuat orang yakin kepada islam dan mau untuk masuk ke agama islam? Yang menjadi pertanyaan lagi, apa yang dilakukan Rasullah sehingga beliau bisa membuat orang yakin hanya dengan 2 menit untuk menerima islam? Nah ini kemudia yang akan kita jawab.

Ternyata apa yang orang lihat, persepsi orang kepada kita menentukan berapa nilai ucapan-ucapan yang keluar dari lisan kita. Ketika orang menilai kita rapi, terpercaya, bersih dan bersahaja, kita selalu menolong orang lain, kita selalu melakukan hal-hal kebaikan yang lain, maka islam lebih mudah terima dari orang-orang yang seperti ini dibandingkan orang-orang yang lain.


Orang-orang sering berkata: apa yang engkau perbat terlalu keras bagi telinga bagi saya untuk mendengar apa yang engkau katakan. Oleh karena itu, seringkali apa yang kita perbuat lebih berarti daripada semua yang kita katakan. Gambar berbicara lebih banyak dari kata-kata. Karena itulah perbuatan berbiacara lebih bayak daripada sekadar dakwah. Oleh karena itu sesuaikanlah apa yang kita lakukan dengan apa yang kita bicarakan. Sehingga perbuatan kita sekeras dengan apa yang kita keluarkan. Namun, ingat baik-baik tidak sampai kapanpun kita harus mengatakan sesuatu yang orang lain inginkan, perintah Allah adalah yang paling utama “Janganlah takut manusia, takutlah padaKu”, maka apapun yang harus disampaikan, sampaikan! Tidak ada tawar menawar. Namun, tentu saja harus disampaikan dengan lisan yang baik dan amal yang menawan. 

sumber: Ustad Ir. Felix Siauw

Tidak ada komentar: