Catatan Mini dalam Kisah Cinta
Yang Hampir Beku.
Javanica, pagi ini Ia mencoba
menulis apa yang terasa dan terpikir olehnya setelah beberapa waktu yang lalu
ia memilih diam. Diam untuk mengerti dan merenungkan. Bukan apa yang nampak
tapi apa yang tersimpan. Betapa ia terus mencoba untuk memahami kekayaan bathin
kekasih hatinya. Melalui hari-hari yang terlewati bersama, cerita-cerita yang
telah dibisikkan, dan dari apa yang disukai dan tidak disukai oleh kekasih
hatinya.
Siro, ia-lah yang terpikirkan.
Sosok laki-laki dengan tampilan sederhana namun menawan. Entah apa karena telah
tertarik akan sosok Siro.
Pertanyaan yang kini muncul, yang kemudian ia pertanyakan pada dirinya sendiri
dan pada Penciptanya.
" Ramai wanita yang meminjam
hati laki-laki, namun hanya sedikit yang dapat memilikinya". Java belajar
untuk memahami makna ilmu kehidupan yang bernama Cinta. Dari seorang penyair
libanon, Kahlil Gibran. Beliau menulis: untuk memahami seorang wanita maka
lihatlah ia dari tarikan senyumnya. Sedangkan untuk memahami seorang laki-laki,
maka lihatlah warna putih matanya selagi merah.
Java sangat yakin di dalam hati
seorang laki-laki tersimpan sebuah rasa "Kasih Sayang Dan Cinta".
Dimana rasa itu akan ia berikan kepada yang terasa baginya terbesar dan
tercinta dalam hidupnya. Laki-laki dan wanita sama-sama memiliki rasa "sensitif".
Sensitif untuk mendapatkan perhatian dan bermanja-manjaan dengan kekasih
hatinya. Keduanya memiliki "sensitif" yang demikian. Hanya saja
laki-laki lebih unggul menutupi keinginannya. Ia bersembunyi dibalik perhatian
yang ia berikan kepada sang wanita.
Ketika
laki-laki menemukan apa yang selama ini ia cari, bukan materi, fisik, maupun
silsilah, Tapi Cinta. Cinta yang membuatnya bahagia dan pasangannya juga
bahagia. Bukan cinta yang diberikan untuk membahagiakan salah satu pihak, cinta
yang tiada mengharap pamrih. Cinta yang tulus, cinta yang betul-betul beautiful
dan amazing. Ia akan melakukan pengorbanan, mencurahkan kasih sayang hanya pada
sang kekasih, Ia akan mempertahankan dan setia. Kenyataannya laki-laki mudah
untuk menyukai, tapi sulit untuk mencintai.
Ketika Java menemukan fakta bahwa
kekasih hatinya masih memiliki perasaan dengan orang di masa lalunya. Dia
merasa terhentak, menyalahkan dirinya sendiri. Kenapa tidak mengambil jalan
yang benar saat berkenalan dulu. Mungkin dengan hanya menjadi teman itu sudah
lebih daripada cukup. Tapi garis tangan telah membuat kisahnya sendiri, siapa
yang mampu menolak jika itu sudah ditetapkan?. Kini tertaut sudah hati Java
pada hati Siro. Java merasa Siro pernah tersayat hatinya. Siro lelah, Java mengerti.
Memang tak mudah untuk patah hati. Sang kekasih hatinya diam, Java hanya bisa
merangkum apa yang terasa olehnya. Java memproyeksikan darinya sendiri, jika
hal yang sedemikian perihnya menimpa dirinya dikemudian hari. Terpuruk,
pikirnya. Saat ini java hanya takut, Siro mencoba bertahan untuk membahagiakan
Java seorang. Sedang hatinya sendiri tidak demikian.
Kasih sayang Siro sudah menemani hari-hati
Java. Siang, bagaikan langit yang menggantungkan matahari dan memberi kehidupan
pada bumi. Dan malam menjelma rembulan yang tersenyum mengantarkan bumi dalam
kelelapan. Cinta anugerah dari sang Pencipta. Keluasan hati yang diselimuti
cinta melebihi luas samudera. Ada keikhlasan, kerelaan dalam hatinya. Cinta
adalah untuk menerima masa lalu, hari ini, dan esok, kehidupan sang kekasih.
Cinta itu mudah, tapi cinta juga tidak bisa lepas dari munculnya masalah yang
berat. Pagi ini java belajar akan hal itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar